CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Selasa, 20 Januari 2009

Sejarah konflik palestina

1917-1949
Deklarasi Balfour 1917
2 November 1917. Inggris mencanangkan Deklarasi Balfour, yang dipandang pihak Yahudi dan Arab sebagai janji untuk mendirikan ”tanah air” bagi kaum Yahudi di Palestina.
Revolusi Arab 1936-1939.
Revolusi Arab dipimpin Amin Al-Husseini. Tak kurang dari 5.000 warga Arab terbunuh. Sebagian besar oleh Inggris. Ratusan orang Yahudi juga tewas. Husseini terbang ke Irak, kemudian ke wilayah Jerman, yang ketika itu dalam pemerintahan Nazi.
Teks 1922: Mandat Palestina Liga Bangsa-bangsa
Mandat Britania atas Palestina
Rencana Pembagian Wilayah oleh PBB 1947
Deklarasi Pembentukan Negara Israel, 14 Mei 1948.
Secara sepihak Israel mengumumkan diri sebagai negara Yahudi. Inggris hengkang dari Palestina. Mesir, Suriah, Irak, Libanon, Yordania, dan Arab Saudi menabuh genderang perang melawan Israel.
Perang Arab-Israel 1948
Persetujuan Gencatan Senjata 1949
3 April 1949. Israel dan Arab bersepakat melakukan gencatan senjata. Israel mendapat kelebihan wilayah 50 persen lebih banyak dari yang diputuskan dalam Rencana Pemisahan PBB.
Exodus bangsa Palestina
1949-1967
Perang Suez 1956
Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) resmi berdiri pada Mei 1964. Tujuannya menghancurkan Israel.
Perang Enam Hari 1967
Resolusi Khartoum
Pendudukan Jalur Gaza oleh Mesir
Pendudukan Tepi Barat dan Yerusalem Timur oleh Yordan
1967-1993
Perjanjian Nasional Palestina dibuat pada 1968, Palestina secara resmi menuntut pembekuan Israel.
1970 War of Attrition
Perang Yom Kippur 1973
Kesepakatan Damai Mesir-Israel di Camp David 1978
Perang Lebanon 1982
Perang Teluk 1990/1
Kesepakatan Damai Oslo antara Palestina dan Israel 1993
13 September 1993. Israel dan PLO bersepakat untuk saling mengakui kedaulatan masing-masing. Pada Agustus 1993, Arafat duduk semeja dengan Perdana Menteri Israel Yitzhak Rabin. Hasilnya adalah Kesepakatan Oslo. Rabin bersedia menarik pasukannya dari Tepi Barat dan Jalur Gaza serta memberi Arafat kesempatan menjalankan sebuah lembaga semiotonom yang bisa "memerintah" di kedua wilayah itu. Arafat "mengakui hak Negara Israel untuk eksis secara aman dan damai".
28 September 1995. Implementasi Perjanjian Oslo. Otoritas Palestina segera berdiri.
Intifada pertama
1993-sekarang
Kerusuhan terowongan Al-Aqsa
September 1996. Kerusuhan terowongan Al-Aqsa. Israel sengaja membuka terowongan menuju Masjidil Aqsa untuk memikat para turis, yang justru membahayakan fondasi masjid bersejarah itu. Pertempuran berlangsung beberapa hari dan menelan korban jiwa.
18 Januari 1997 Israel bersedia menarik pasukannya dari Hebron, Tepi Barat.
Perjanjian Wye River Oktober 1998 berisi penarikan Israel dan dilepaskannya tahanan politik dan kesediaan Palestina untuk menerapkan butir-butir perjanjian Oslo, termasuk soal penjualan senjata ilegal.
19 Mei 1999, Pemimpin partai Buruh Ehud Barak terpilih sebagai perdana menteri. Ia berjanji mempercepat proses perdamaian.
Intifada al-Aqsa
Maret 2000, Kunjungan pemimpin oposisi Israel Ariel Sharon ke Masjidil Aqsa memicu kerusuhan. Masjidil Aqsa dianggap sebagai salah satu tempat suci umat Islam. Intifadah gelombang kedua pun dimulai.
KTT Camp David 2000 antara Palestina dan Israel
Maret-April 2002 Israel membangun Tembok Pertahanan di Tepi Barat dan diiringi rangkaian serangan bunuh diri Palestina.
Juli 2004 Mahkamah Internasional menetapkan pembangunan batas pertahanan menyalahi hukum internasional dan Israel harus merobohkannya.
9 Januari 2005 Mahmud Abbas, dari Fatah, terpilih sebagai Presiden Otoritas Palestina. Ia menggantikan Yasser Arafat yang wafat pada 11 November 2004
Peta menuju perdamaian
Juni 2005 Mahmud Abbas dan Ariel Sharon bertemu di Yerusalem. Abbas mengulur jadwal pemilu karena khawatir Hamas akan menang.
Agustus 2005 Israel hengkang dari permukiman Gaza dan empat wilayah permukiman di Tepi Barat.
Januari 2006 Hamas memenangkan kursi Dewan Legislatif, menyudahi dominasi Fatah selama 40 tahun.
Januari-Juli 2008 Ketegangan meningkat di Gaza. Israel memutus suplai listrik dan gas. Dunia menuding Hamas tak berhasil mengendalikan tindak kekerasan. PM Palestina Ismail Haniyeh berkeras pihaknya tak akan tunduk.
November 2008 Hamas batal ikut serta dalam pertemuan unifikasi Palestina yang diadakan di Kairo, Mesir. Serangan roket kecil berjatuhan di wilayah Israel.
Serangan Israel ke Gaza dimulai 26 Desember 2008. Israel melancarkan Operasi Oferet Yetsuka, yang dilanjutkan dengan serangan udara ke pusat-pusat operasi Hamas. Korban dari warga sipil berjatuhan.

Kamis, 08 Januari 2009

Apa tanda-tanda akhir zaman?

Apa tanda-tanda akhir zaman?


Pertanyaan: Apa tanda-tanda akhir zaman?

Jawaban: Matius 24:5-8 memberi kita beberapa petunjuk penting sehingga kita dapat memahami mendekatnya akhir zaman. “Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata: Akulah Mesias, dan mereka akan menyesatkan banyak orang. Kamu akan mendengar deru perang atau kabar-kabar tentang perang. Namun berawas-awaslah jangan kamu gelisah; sebab semuanya itu harus terjadi, tetapi itu belum kesudahannya. Sebab bangsa akan bangkit melawan bangsa, dan kerajaan melawan kerajaan. Akan ada kelaparan dan gempa bumi di berbagai tempat. Akan tetapi semuanya itu barulah permulaan penderitaan menjelang zaman baru.” Bertambahnya mesias-mesias palsu, bertambahnya peperangan, bertambahnya kelaparan, penyakit dan bencana-bencana alam – semua ini adalah “tanda-tanda” akhir zaman. Bahkan dalam ayat-ayat ini kita diberikan peringatan. Jangan sampai kita ditipu (Matius 24L4), karena peristiwa-peristiwa ini hanyalah permulaan dari sakit melahirkan (Matius 24:8), kesudahannya masih akan datang (Matius 24:6).

Banyak penafsir yang menunjuk pada setiap gempa bumi, setiap pergolakan politik, dan setiap serangan terhadap Israel sebagai tanda bahwa akhir zaman segera tiba. Walaupun peristiwa-peristiwa ini adalah tanda-tanda bahwa akhir zaman sementara mendekat, hal ini tidak berarti bahwa akhir zaman sudah tiba. Rasul Paulus mengingatkan bahwa “di waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan” (1 Timotius 4:1). Hari-hari terakhir dilukiskan sebagai “masa yang sukar” karena meningkatnya kejahatan manusia dan orang-orang yang secara aktif “menolak kebenaran” (2 Timotius 3:1-9; lihat pula 2 Tesalonika 2:3).

Tanda-tanda lain yang mungkin antara lain adalah dibangunnya kembali tempat suci orang Yahudi di Yerusalem, meningkatnya permusuhan terhadap Israel dan perkembangan ke arah satu pemerintahan dunia. Tanda akhir zaman yang paling utama adalah negara Israel. Pada tahun 1948 Israel untuk pertama kalinya sejak tahun 70 A.D. diakui sebagai negara yang berdaulat. Tuhan sudah berjanji kepada Abraham bahwa keturunannya akan memiliki Kanaan sebagai “milik untuk selama-lamanya” (Kejadian 17:8), dan Yehezkiel menubuatkan kebangunan kembali Israel secara fisik dan rohani (Yehezkiel 37). Dari sudut pandang nubuat akhir zaman, adanya Israel sebagai bangsa di tanahnya sendiri adalah hal yang penting karena pentingnya Israel dalam eskatologi (Daniel 10:14; 11:41; Wahyu 11:8).

Dengan mengingat tanda-tanda ini, kita dapat bersikap bijak dalam hal pengharapan akhir zaman. Namun kita tidak boleh menafsirkan salah satu dari tanda-tanda ini sebagai indikasi jelas bahwa akhir zaman akan segera tiba. Tuhan telah memberi kita informasi yang cukup sehingga kita dapat mempersiapkan diri, namun tidak cukup untuk membuat kita menjadi sombong.

Masa Depan Yahudi di Palestina

Gencarnya serangan pasukan Yahudi 10 hari terakhir ini terhadap kota Gaza yang dikuasai Mujahidin Hamas telah melahirkan simpati dunia, khususnya Dunia Islam. Hampir seluruh dunia, kecuali Amerika, bergerak membantu kaum Muslimin di Gaza dengan berbagai bentuk bantuan seperti makanan, obat-obatan, medis, demonstrasi besar-besaran, diplomasi, politik, doa dan bahkan jutaan kaum Muslimin menyatakan siap menuju Palestina untuk berjihad melawan dan mengusir kaum Yahudi yang telah mendirikan Negra Israel di atas bumi Palestina sejak tahun 1947.

Di antara fenomena yang menarik dicermati dari peristiwa Gaza kali ini ialah kekhawatiran Eropa yang diwakili Presiden Prancis, Sarkaozy. Sehinngga, Presiden Perancis Sarkozy harus bertandang ke Mesir untuk melakukan pertemuan dengan Presiden Mesir Husni Mumabarak untuk membujuk Israel menghentikan serangannya ke Gaza dan segera berdamai dengan Hamas.

Demikian juga Rusia merasa sangat gelisah dengan perkembangan yang terjadi. Di samping itu, pernyataan-pernyataan para pemimpin Arab seperti Qatar, Mesir, Jordan, Saudi Arabia dan juga Indonesia terlihat agak berpihak kepada rakyat Palestina dan khususnya Hamas, kendati dengan cara yang berbeda-beda. Padahal selama ini Hamas telah ditetapkan Amerika sebagai organisasi Teroris yang harus dilenyapkan di atas muka bumi.

Lebih dari itu, Perdana Menteri Turki, Thayeb Ordogan dengan tegas mengatakan akan segera melobi PBB sesuai dengan agenda yang diinginkan Hamas. Kendati terlihat lamban, Liga Arab dan OKI juga mulai bergerak. Menariknya lagi Presiden Venezuela, Hugo Chavez telah memerintahkan Dubes Israel hengkang dari negara pengekspor minyak tersebut.

Lebih dari itu, Ratu Rania, Istri Raja Abdullah; Raja Jordania, mengeluarkan statement kerasnya seperti yang dkutip Islamoline.com : “Membiarkan Gaza dalam kondisi seperti ini adalah kekufuran (membangkang) pada Allah”. Semuanya seakan menyadari kezaliman yang dilakuakn bangsa Yahudi terhadap rakyat palestina yang sudah menderita berkepanjangan sejak lebih dari 60 tahun lalu.(eramuslim)

Islam di Italia

Sejarah Islam di Italia bermula pada abad ke-9: ketika Sisilia dan beberapa wilayah di Semenanjung Italia menjadi bagian kekuasaan Ummah Muslim antara tahun 828 (Penaklukkan Muslim Sisilia) dan pada tahun 1300 (kehancuran benteng pertahanan Islam terakhir di Lucera, Puglia), Islam hampir tidak ada lagi di Italia sejak zaman penggabungan negara di tahun 1861 hingga tahun 1970-an, saat dimana gelombang pertama imigran dari Afrika Utara mulai tiba. Bangsa tersebut, umunya berasal dari bangsa Berber dan Arab, yang kebanyakan datang dari Maroko. Sebagian juga datang dari Albania, dan beberapa tahun kemudian, mereka juga diikuti oleh orang-orang Mesir, Tunisia, Senegal, Somalia, Pakistan dan lain-lain.[1]

Saat ini, terdapat 60.000 orang berkebangsaan Italia yang beragama Islam. Mereka merupakan orang asing yang menjadi warganegara Italia dan penduduk asli Italia yang memeluk Islam.

Islam tidak secara formal diperkenalkan oleh negara di Italia disamping menjadi kepercayaan terbesar kedua setelah Katolik. Kepercayaan lain termasuk Yahudi dan grup yang lebih kecil seperti Gereja Sidang-Sidang Jemaat Allah dan Gereja Advent Hari Ketujuh, telah disetujui oleh pemerintah Italia. Pengenalan resmi telah memberikan kepercayaan tersebut sebuah kesempatan menguntungkan dari "pajak agama" nasional yang dikenal sebagai Delapan per seribu.[2]

Rabu, 31 Desember 2008

Kapal Barang Libya Dihadang Kapal Perang Israel

Senin kemarin (01/12), tentara Israel kembali melakukan pemboikotan terhadap masuknya bahan-bahan makanan ke Jalur Gaza. Kapal-kapal perang Israel telah menghadang kapal barang Libya yang membawa bahan-bahan makanan dan hendak berlabuh di Jalur Gaza.

Seberat 3000 ton bahan makanan yang dibawa kapal Libya untuk membantu masyarakat Palestina terpaksa memutar balik atas desakan tentara Israel. Setelah mencapai beberapa kilometer dari lepas pantai Jalur Gaza, kapal yang membawa bantuan berupa bahan makanan itu dihentikan dan diperintahkan untuk kembali ke pelabuhan El-Arish, Mesir.

Perihal penghadangan kapal pemasok bahan manakan tersebut dikemukakan oleh Jamal Khodary. Beliau adalah salah seorang anggota parlemen Palestina yang memimpin kampanye internasional melawan Israel. Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel, Yigal Palmor, mengatakan, ”Kapal-kapal Angkatan Laut Israel mendekati kapal Libya dan memerintahkannya berbalik arah.”.

Mengenai masalah penghadangan kapal bermuatan bahan makanan tersebut, seorang pejabat tinggi Libya mengatakan, ”Kapal- kapal perang Israel membuat kapal itu tak bisa mencapai pantai Jalur Gaza, meski kapal itu adalah kapal sipil yang dikirim untuk membantu rakyat Palestina selama pengepungan Israel,”. Kemudian, ia menjelaskan bahwa kapal bermuatan bahan makanan tersebut akan kembali ke Libya jika tidak dapat menurunkan barang di Jalur Gaza.

Kedzoliman tentara Israel memang sudah bukan rahasia lagi. Seluruh pintu masuk menuju Palestina telah ditutup oleh tentara laknatullah itu, tanpa terkecuali untuk wilayah perairan. Akibat tindakan biadab itu, masyarakat Palestina pun akhirnya kesulitan untuk mendapatkan bahan-bahan makanan dan bahan kebutuhan sehari-hari yang lain.